Al Khawarizmi dan Pengaruhnya dalam Bidang Ilmu Matematika

Hii, sobat SM4TIK!
Senang sekali bisa berjumpa kembali dengan sobat. Kali ini SM4TIK akan berbagi pengetahuan tentang matematika tepatnya akan mengulas sedikit tentang seorang tokoh Islam yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tahukah sobat? Dalam sejarah tercatat bahwa Al Khawarizmi telah menyumbangkan pemikiran pentingnya yang sangat besar terutama dalam bidang ilmu matematika. Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi, dan geografi tak diragukan lagi. Pendekatan yang digunakannya adalah pendekatan sistematis dan logis. Ia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan India ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan matematika.
 Al Khawarizmi dan Pengaruhnya dalam Ilmu Matematika
Al Khawarizmi dikenal sebagai orang yang mengenalkan konsep Algoritma dalam matematika. Al Khawarizmi adalah penemu dari beberapa cabang ilmu dan konsep matematika, ia juga dikenal sebagai astronom dan geografer.
Selain algoritma, teori Aljabar - penjumlahan, pemulihan juga merupakan buah pikiran Al Khawarizmi. Nama Aljabar sendiri diambil dari bukunya yang amat terkenal, yaitu Al-jabr wa-al-Muqabilah. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, cosinus, tangen, dan kotangen serta konsep diferensiasi. Dalam cabang Aljabar, sebenarnya Al Khawarizmi banyak mengacu pada tulisan yang disusun oleh ilmuwan asal Yunani, Diophantus (250 SM). Walaupun demikian, dalam meneliti buku-buku Aljabar tersebut, Al Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masi kabur. Hal tersebut lah yang kemudian diperbaiki, dijelaskan dan dikembangkan oleh Al Khawarizmi kemudian dalam karya-karyanya tentang Aljabar. Sehingga tak mengherankan jika ia juga dijuluki sebagai "Bapak Aljabar". Bahkan menurut pengakuan Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of Al-Khawarizmi's Algebra, Al Khawarizmi lebih berhak menyandang gelar sebagai "Bapak Aljabar" daripada Diophantus. Dialah orang pertama yang mengajarkan Aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya. Tak hanya itu, di bidang ilmu ukur, ia juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Al Khawarizmi yang mengadopsi penggunaan angka nol dalam ilmu aritmatik dan sistem desimal.
Al Khawarizmi pula yang telah menggagas dan mempopulerkan penggunaan angka 0 (nol), walaupun bukti sejarah mengemukakan angka 0 sendiri sudah dipergunakan pula di India sejak tahun 400 Masehi. Kode angka Aryabhata telah menerangkan secara lengkap mengenai simbol angka 0. Juga pada masa pemerintahan Bhaskara I (abad 7 Masehi) dasar sistem 10 angka sudah dipergunakan secara luas di negara tersebut serta pengenalan konsep angka 0. Begitu pula di Babylonia sudah mengenal sistem angka yang memakai 0 digit. Sistem angka tersebut sampai ke Timur Tengah pada tahun 670, dan disempurnakan Al Khawarizmi dengan menambahkan meningkatkan angka desimal berikut pecahan.
Sejarah mencatat, karya yang dibuat tahun 1202 M ini merupakan salah satu yang paling fenomenal dan berpengaruh dalam kajian ilmu aritmatika. Fibonacci memperkenalkan kepada Eropa metode penghitungan angka Arab yang dia pelajari di Bejana (Bougie), Afrika Utara. Walau sesungguhnya Liber Abaci bukanlah buku barat pertama yang mengungkap tentang ilmu hitung Arab. Penting untuk diketahui, dari zaman dahulu hingga awal masa modern, sistem angka Arab hanya digunakan oleh para ahli matematika. Setelah kemunculan buku Fibonacci, sistem angka dan penghitungan Arab dipakai secara meluas. Padahal, Fibonacci hanya meneruskan pemikiran dan teori yang telah disusun oleh Al Khawarizmi.
Angka Arab sendiri sudah lama dipergunakan sebagai simbolisasi penomoran atau penghitungan. Sistem ini terdiri dari 10 angka dengan bentuk yang berbeda-beda. Angka yang berada di sisi paling kiri punya nilai paling tinggi. Pada perkembangan selanjutnya, sistem angka Arab ini memakai pula tanda desimal serta tanda pengkajian dua yang telah digagas oleh Al Khawarizmi. Pada bentuk yang lebih modern, sistem angka Arab dapat mempresentasi setiap angka rasional dengan 13 tanda (10 digit, tanda desima, tanda bagi, tanda strip, di depan untuk menandakan angka negatif dan sebagainya). Sebagaimana sistem angka yang lain, angka 1, 2, dan 3 ditunjukkan dengan penandaan sederhana, 1 ditandai dengan satu garis, 2 dengan dua garis(sekarang dihubungkan dengan daigonal) dan 3 dengan tiga garis (dihubungkan dengan dua garis vertikal). Setelah ketiganya, maka angka berikutnya memakai simbol yang lebih kompleks. Para ahli memperkirakan, hal ini dikarenakan semakin sulit untuk menghitung objek lebih dari tiga. Secara keseluruhan, sistem angka Arab terbagi atas dua kelompok angka yakni sistem angka Arab Barat (west Arabic numerals) dan sistem angka Arab Timur (east Arabic numerals). Sistem angka Arab Timur banyak dipergunakan di wilayah negara Irak, sementara angka Arab Barat dipakai di Andalusia (Spanyol) dan kawasan Maghribi (Afrika Utara)
Demikian sekilas tentang Al Khawarizmi sebagai Tokoh Muslim sekaligus sebagai seorang Ilmuwan yang sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama bidang ilmu matematika. Semoga ulasan singkat pada artikel ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita. Terimakasih sudah berkunjung ke SM4TIK. Sampai jumpa lagi di artikel dan pembahasan lainnya.
Wassalam.....

0 Response to "Al Khawarizmi dan Pengaruhnya dalam Bidang Ilmu Matematika"

Post a Comment

Paling Sering Dikunjungi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel